Waktu semester lalu saya dapat tugas dari dosen epidemiologi untuk cari wabah penyakit di kalimantan karena kebetulan saya tinggal di kalimantan...dan ini hasil searching-searching dan dirangkum jadi satu
semoga bermanfaat buat teman-teman yaa :)
semoga bermanfaat buat teman-teman yaa :)
Pengertian Wabah
Penyakit
Wabah adalah istilah umum
untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit
pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit
yang menyebar tersebut. Wabah dipelajari dalam epidemiologi. Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa
Yunani epi-
pada demos rakyat) adalah penyakit
yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi
tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang
melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman
mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih
cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi
dalam periode waktu tertentu disebut incidence
rate (laju timbulnya penyakit).
Wabah
Penyakit di Kalimantan
1. Demam
Berdarah
Epidemi
demam berdarah dengue dilaporkan di Kalimantan Selatan pada tahun 1974.
Berdasarkan data kasus DBD Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan tahun
2005 terdapat 341 kasus dan 9 diantaranya meninggal, dengan IR per 100.000
penduduk sebesar 9,3 dan CFR 2,6%. Pada tahun 2006 jumlah kasusnya mengalami
peningkatan menjadi 457 kasus dan 7 diantaranya meninggal, dengan IR per
100.000 penduduk sebesar 12,45 dan CFR 1,53%. Demam berdarah dengue
dapat terjadi pada semua usia kehidupan, di Asia Tenggara yang merupakan
wilayah hiperendemis DBD seringkali terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun, di
Indonesia penderita DBD terbanyak adalah anak usia 5-11 tahun. Secara
keseluruhan tidak terdapat perbedaan jenis kelamin penderita tetapi kematian
lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Demam berdarah dengue
juga dapat terjadi pada semua ras. Faktor yang berkaitan dengan
kembalinya epidemi DBD antara lain pertumbuhan penduduk, urbanisasi, pengolahan
limbah dan persediaan air, distribusi vektor, kepadatan vektor dan
transportasi.
Pada tahun 2004 terjadi KLB DBD di Indonesia. Pemerintah
melalui Departemen Kesehatan dalam press release tanggal 16 Februari 2004,
menetapkan bahwa telah terjadi KLB di Indonesia dan ditetapkan 12 propinsi
sebagai propinsi KLB, sementara itu Kalimantan Tengah dan 8 delapan propinsi
lainnya ditetapkan sebagai propinsi dengan peningkatan kasus. Upaya
pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk
dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3M), pemantauan
angka bebas jentik (ABJ) dan penanganan di rumah tangga. Dari kompilasi data
profil kesehatan kabupaten/ kota sepanjang tahun 2005 di Kalimantan Tengah
ditemukan 512 kasus, dengan jumlah kasus terbanyak 324 yang terjadi di
Kabupaten Kotawarngin Timur. Jumlah ini sedikit meningkat dari tahun
sebelumnya, dimana tahun 2004 ditemukan 462 kasus.
Demam
berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes yang
terinfeksi virus dengue. Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari
orang ke orang. Penyebar utama virus dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti. Berikut
adalah rangkaian penularan demam berdarah :
1. Nyamuk
Aedes Aegypty yang sudah terinfeksi virus mengigit dan menyebarkan virus ke
tubuh manusia
2. Virus
memperbanyak diri (replikasi) di jaringan getah bening
3. Setelahnya
cukup, virus lepas dari jaringan dan menginfeksi darah
4. Nyamuk
lain mengigit tubuh manusia yang sudah terinfeksi lalu
5. Menyebarkannya
ke manusia lain dan seterusnya
2. Tifus
Selain
wabah demam berdarah dengue (DBD) yang sudah berstatus Kejadian Luar Biasa
(KLB) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, penyakit lain yang mengancam yakni
tipoid atau tifus. Sejak Januari hingga Oktober ini, sebanyak 2.700 kasus
tipoid tercatat di Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Penyakit
ini tidak melihat umur tapi kebanyakan yang terserang sekitar 40 persen anak
usia sekolah. Penyakit ini sangat memerlukan kepedulian yang datang dari dalam
diri sendiri. Untuk itu itu, masyarakat diminta memperhatikan kebersihan
perorangan. Karena dari mulai air
harus bersih dan dimasak, kemudian tempat menyimpan makanan dan hal ini juga
diakibatkan dari kotoran yang masuk ke dalam mulut. Kebersihan
diri sangat memegang peranan penting serta daya tahan tubuh. Mengingat semua penyakit yang
disebabkan oleh virus karena daya tahan tubuhnya lemah. Hal ini juga, kata dia,
harus dilihat secara keseluruhan. Bisa jadi daya tahan tubuh lemah atau menurun
diakibatkan karena capek, atau juga ada penyakit penyerta yang lain. Harus meningkatkan daya
tahan tubuh, cepat diperiksa karena ini menyebabkan demam. Kalau demam tinggi
harus disertai istirahat. Banyaknya pasien yang rawat inap di rumah sakit itu
belum tentu DBD tapi bisa jadi juga tipus. Dan obatnya harus istirahat total.
Kasus tifus di Kota Pontianak tidak menelan korban jiwa. Tidak ada terjadi
kematian, tapi perawatan yang dilakukan sama dengan DBD beberapa hari
istirahat, dan dilakukan pemeriksaan secara rutin.
3.
Chikungunya
Chikungunya
berasal dari bahasa Makonde, diucapkan oleh sebuah kelompok etnis di
selatan-timur Tanzania dan Mozambik utara dari kata kerja root
"kungunyala", yang berarti "kering atau menjadi berkerut,"
dan menandakan penyebabnya dari liuk atau lipat. Secara harfiah, kata
"Chikungunya" diterjemahkan menjadi "yang tertekuk" dalam
mengacu pada postur bungkuk yang dikembangkan karena manifestasi
rheumatological penyakit (Mohan, 2010). Wabah pertama yang terjadi
di Indonesia, ditetapkan sebagai 'Buku jari demam', yang disimpulkan dari
anekdot Belanda memoar telah digembar-gemborkan dari Batavia (Jakarta) pada
tahun 1979, di Samarinda dan Balikpapan, sepanjang pantai timur Kalimantan
(Borneo Indonesia).
Gejala demam chikungunya
mirip dengan demam berdarah dengue, yaitu demam tinggi, sakit perut, mual,
muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot kadang-kadang disertai bengkak
sendi, serta bintik-bintik merah terutama di badan dan tangan. Meski gejalanya
mirip dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan
hebat, tidak ada syok maupun kematian. Masa tunggu sejak digigit nyamuk sampai
terjadi sakit adalah 3-7 hari, sementara lama sakit tiga sampai sepuluh hari. Penderita
chikungunya dapat sembuh sendiri tanpa obat, dan sampai hari ini belum ada
vaksin chikungunya. Memang yang membuat tak nyaman pada chikungunya adalah rasa
nyeri pada sendi dan otot masih tertinggal selama berhari-hari sampai
berbulan-bulan. .Dalam pengo-batan konvensional pasien diberikan obat penurun
panas dan penghilang nyeri dan untuk mempercepat kesembuhan dianjurkan
beristirahat, banyak minum dan makan makanan bergizi .
4.
Diare
Ratusan
warga kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kini terserang wabah diare. Dari
data di Rumah Sakit Anshari Saleh dan Suaka Insan jumlah pasien hingga saat ini
telah mencapai 107 pasien. Berdasarkan data yang ada di dua rumah sakit yakni
Rumah Sakit Anshari Saleh dan Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin, ratusan warga
saat ini masih dirawat akibat terserang wabah diare.Bahkan jumlah penderita
diare setiap hari terus meningkat. Data di Rumah Sakit Anshari Saleh dan Suaka
Insan menunjukkan, jumlah pasien penderita diare pada bulan Januari mencapai 60
pasien. Bulan Februari mengalami penurunan menjadi 57 pasien, sementara pada
bulan Maret kembali mengalami peningkatan menjadi 99 pasien. Bulan April,
sampai Rabu (21/04) sudah mencapai 107 pasien. Penderita diare yang paling
dominan adalah anak-anak serta balita. Menurut Direktur Rumah Sakit Suaka Insan
Banjarmasin, Dokter Adi Djohan, penyakit diare memang sering menyerang pada
saat panca roba, yakni saat curah hujan berkurang dan musim panas telah tiba.
Sehingga masyarakat mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Karenanya,
masyarakat diminta waspada serta tetap dalam pola hidup bersih dan sehat agar
tidak terjangkit diare. Selain itu, sebaiknya meminum air yang sudah dimasak
dengan sempurna dan tetap selalu menjaga kebersihan.
5.
Campak
Kasus
wabah penyakit yang diduga kuat penyakit campak di Desa Wa Yagung Kecamatan
Krayan telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan
(Dinkes) Nunukan. Pasalnya dalam satu desa itu sudah ada 17 warga yang tertular
penyakit itu. Dinkes Nunukan dan Dinkes Kaltim telah menangani kasus penyebaran
wabah penyakit ini dengan turun langsung ke Desa Wa Yagung. Tujuh sampel darah
dan 3 sampel urine diambil untuk dilakukan penelitian Laboratorium di Jakarta.
Dari 17 warga yang tertular, 16 diantaranya berumur 5 tahun ke atas. Hanya satu
yang di bawah umur 5 tahun. Padahal, penyakit campak lazim diderita anak di
bawah umur 5 tahun.
6. Flu
Burung (H5N1)
Flu burung (avian influenza) adalah
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa yang ditularkan
oleh unggas. Virus influensa terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A,
tipe B dan tipe C. Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas.
Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi akan terjadi bila
orang mendekatinya. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau
melalui saluran pernapasan. Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala
seperti terkena flu biasa, antara lain demam, sakit tenggorokan dan batuk, tapi
kondisinya sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong, korban
bisa meninggal. Seperti halnya influensa, flu burung ini sangat mudah
bermutasi. Di Indonesia pada bulan Januari 2004 di laporkan
adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa (terutama di Bali, Botabek,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat). Awalnya kematian
tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir
oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza
(AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi
di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi
jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). Pada bulan Juli
2005, penyakit flu burung telah merenggut tiga orang nyawa warga Tangerang
Banten, Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium Badan Penelitian
dan Pengembangan Depkes Jakarta dan laboratorium rujukan WHO di Hongkong.
Penyebab flu
burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili
Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift,
Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A
terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan
sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia
hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan
pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan
flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air
sampai 4 hari pada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati
pada pemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam dan dengan
detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar