Kamis, 16 Januari 2014

Wabah Penyakit di Kalimantan

Waktu semester lalu saya dapat tugas dari dosen epidemiologi untuk cari wabah penyakit di kalimantan karena kebetulan saya tinggal di kalimantan...dan ini hasil searching-searching dan dirangkum jadi satu
semoga bermanfaat buat teman-teman yaa :)
Pengertian Wabah Penyakit
Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah dipelajari dalam epidemiologi. Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa Yunani epi- pada  demos rakyat) adalah penyakit yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu tertentu, dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada pengalaman mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi dalam periode waktu tertentu disebut incidence rate (laju timbulnya penyakit).
Wabah Penyakit di Kalimantan
1.      Demam Berdarah
Epidemi demam berdarah dengue dilaporkan di Kalimantan Selatan pada tahun 1974. Berdasarkan data kasus DBD Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan tahun 2005 terdapat 341 kasus dan 9 diantaranya meninggal, dengan IR per 100.000 penduduk sebesar 9,3 dan CFR 2,6%. Pada tahun 2006 jumlah kasusnya mengalami peningkatan menjadi 457 kasus dan 7 diantaranya meninggal, dengan IR per 100.000 penduduk sebesar 12,45 dan CFR 1,53%.  Demam berdarah dengue dapat terjadi pada semua usia kehidupan, di Asia Tenggara yang merupakan wilayah hiperendemis DBD seringkali terjadi pada anak di bawah usia 15 tahun, di Indonesia penderita DBD terbanyak adalah anak usia 5-11 tahun. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan jenis kelamin penderita tetapi kematian lebih banyak pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Demam berdarah dengue juga dapat terjadi pada semua ras.  Faktor yang berkaitan dengan kembalinya epidemi DBD antara lain pertumbuhan penduduk, urbanisasi, pengolahan limbah dan persediaan air, distribusi vektor, kepadatan vektor dan transportasi.
Pada tahun 2004 terjadi KLB DBD di Indonesia. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan dalam press release tanggal 16 Februari 2004, menetapkan bahwa telah terjadi KLB di Indonesia dan ditetapkan 12 propinsi sebagai propinsi KLB, sementara itu Kalimantan Tengah dan 8 delapan propinsi lainnya ditetapkan sebagai propinsi dengan peningkatan kasus. Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) dan penanganan di rumah tangga. Dari kompilasi data profil kesehatan kabupaten/ kota sepanjang tahun 2005 di Kalimantan Tengah ditemukan 512 kasus, dengan jumlah kasus terbanyak 324 yang terjadi di Kabupaten Kotawarngin Timur. Jumlah ini sedikit meningkat dari tahun sebelumnya, dimana tahun 2004 ditemukan 462 kasus.
Demam berdarah ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes yang terinfeksi virus dengue. Penyakit ini tidak dapat ditularkan langsung dari orang ke orang. Penyebar utama virus dengue yaitu nyamuk Aedes aegypti. Berikut adalah rangkaian penularan demam berdarah :
1.      Nyamuk Aedes Aegypty yang sudah terinfeksi virus mengigit dan menyebarkan virus ke tubuh manusia
2.      Virus memperbanyak diri (replikasi) di jaringan getah bening
3.      Setelahnya cukup, virus lepas dari jaringan dan menginfeksi darah
4.      Nyamuk lain mengigit tubuh manusia yang sudah terinfeksi lalu
5.      Menyebarkannya ke manusia lain dan seterusnya

2.      Tifus
Selain wabah demam berdarah dengue (DBD) yang sudah berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, penyakit lain yang mengancam yakni tipoid atau tifus. Sejak Januari hingga Oktober ini, sebanyak 2.700 kasus tipoid tercatat di Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Penyakit ini tidak melihat umur tapi kebanyakan yang terserang sekitar 40 persen anak usia sekolah. Penyakit ini sangat memerlukan kepedulian yang datang dari dalam diri sendiri. Untuk itu itu, masyarakat diminta memperhatikan kebersihan perorangan. Karena dari mulai air harus bersih dan dimasak, kemudian tempat menyimpan makanan dan hal ini juga diakibatkan dari kotoran yang masuk ke dalam mulut. Kebersihan diri sangat memegang peranan penting serta daya tahan tubuh. Mengingat semua penyakit yang disebabkan oleh virus karena daya tahan tubuhnya lemah. Hal ini juga, kata dia, harus dilihat secara keseluruhan. Bisa jadi daya tahan tubuh lemah atau menurun diakibatkan karena capek, atau juga ada penyakit penyerta yang lain. Harus meningkatkan daya tahan tubuh, cepat diperiksa karena ini menyebabkan demam. Kalau demam tinggi harus disertai istirahat. Banyaknya pasien yang rawat inap di rumah sakit itu belum tentu DBD tapi bisa jadi juga tipus. Dan obatnya harus istirahat total. Kasus tifus di Kota Pontianak tidak menelan korban jiwa. Tidak ada terjadi kematian, tapi perawatan yang dilakukan sama dengan DBD beberapa hari istirahat, dan dilakukan pemeriksaan secara rutin.

3.      Chikungunya
Chikungunya berasal dari bahasa Makonde, diucapkan oleh sebuah kelompok etnis di selatan-timur Tanzania dan Mozambik utara dari kata kerja root "kungunyala", yang berarti "kering atau menjadi berkerut," dan menandakan penyebabnya dari liuk atau lipat. Secara harfiah, kata "Chikungunya" diterjemahkan menjadi "yang tertekuk" dalam mengacu pada postur bungkuk yang dikembangkan karena manifestasi rheumatological penyakit (Mohan, 2010). Wabah pertama yang terjadi di Indonesia, ditetapkan sebagai 'Buku jari demam', yang disimpulkan dari anekdot Belanda memoar telah digembar-gemborkan dari Batavia (Jakarta) pada tahun 1979, di  Samarinda dan Balikpapan, sepanjang pantai timur Kalimantan (Borneo Indonesia). 
Gejala demam chikungunya mirip dengan demam berdarah dengue, yaitu demam tinggi, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot kadang-kadang disertai bengkak sendi, serta bintik-bintik merah terutama di badan dan tangan. Meski gejalanya mirip dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, tidak ada syok maupun kematian. Masa tunggu sejak digigit nyamuk sampai terjadi sakit adalah 3-7 hari, sementara lama sakit tiga sampai sepuluh hari. Penderita chikungunya dapat sembuh sendiri tanpa obat, dan sampai hari ini belum ada vaksin chikungunya. Memang yang membuat tak nyaman pada chikungunya adalah rasa nyeri pada sendi dan otot masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. .Dalam pengo-batan konvensional pasien diberikan obat penurun panas dan penghilang nyeri dan untuk mempercepat kesembuhan dianjurkan beristirahat, banyak minum dan makan makanan bergizi .

4.      Diare
Ratusan warga kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kini terserang wabah diare. Dari data di Rumah Sakit Anshari Saleh dan Suaka Insan jumlah pasien hingga saat ini telah mencapai 107 pasien. Berdasarkan data yang ada di dua rumah sakit yakni Rumah Sakit Anshari Saleh dan Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin, ratusan warga saat ini masih dirawat akibat terserang wabah diare.Bahkan jumlah penderita diare setiap hari terus meningkat. Data di Rumah Sakit Anshari Saleh dan Suaka Insan menunjukkan, jumlah pasien penderita diare pada bulan Januari mencapai 60 pasien. Bulan Februari mengalami penurunan menjadi 57 pasien, sementara pada bulan Maret kembali mengalami peningkatan menjadi 99 pasien. Bulan April, sampai Rabu (21/04) sudah mencapai 107 pasien. Penderita diare yang paling dominan adalah anak-anak serta balita. Menurut Direktur Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin, Dokter Adi Djohan, penyakit diare memang sering menyerang pada saat panca roba, yakni saat curah hujan berkurang dan musim panas telah tiba. Sehingga masyarakat mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Karenanya, masyarakat diminta waspada serta tetap dalam pola hidup bersih dan sehat agar tidak terjangkit diare. Selain itu, sebaiknya meminum air yang sudah dimasak dengan sempurna dan tetap selalu menjaga kebersihan.

5.      Campak
Kasus wabah penyakit yang diduga kuat penyakit campak di Desa Wa Yagung Kecamatan Krayan telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Nunukan. Pasalnya dalam satu desa itu sudah ada 17 warga yang tertular penyakit itu. Dinkes Nunukan dan Dinkes Kaltim telah menangani kasus penyebaran wabah penyakit ini dengan turun langsung ke Desa Wa Yagung. Tujuh sampel darah dan 3 sampel urine diambil untuk dilakukan penelitian Laboratorium di Jakarta. Dari 17 warga yang tertular, 16 diantaranya berumur 5 tahun ke atas. Hanya satu yang di bawah umur 5 tahun. Padahal, penyakit campak lazim diderita anak di bawah umur 5 tahun.
6.      Flu Burung (H5N1)
Flu burung (avian influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa yang ditularkan oleh unggas. Virus influensa terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A, tipe B dan tipe C. Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi akan terjadi bila orang mendekatinya. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernapasan. Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala seperti terkena flu biasa, antara lain demam, sakit tenggorokan dan batuk, tapi kondisinya sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong, korban bisa meninggal. Seperti halnya influensa, flu burung ini sangat mudah bermutasi. Di Indonesia pada bulan Januari 2004 di laporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa (terutama di Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat). Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). Pada bulan Juli 2005, penyakit flu burung telah merenggut tiga orang nyawa warga Tangerang Banten, Hal ini didasarkan pada hasil pemeriksaan laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes Jakarta dan laboratorium rujukan WHO di Hongkong.

Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya  terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220 C dan lebih dari 30 hari pada 00 C. Virus akan mati pada pemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar