dikasih tugas sama dosen buat ngerjain makalah sanitasi makanan dan minuman tentang potensi mikroba terhadap infeksi makanan..
ini hanya sekedar share dan semoga bermanfaat :)
KATA PENGANTAR ………………………………………………....................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………...............1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..............2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………............2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Infeksi Penyakit melalui Makanan...............................…………..........3
2.2 Bakteri Patogen Penyebab Infeksi Makanan.....................……….........3
2.3 Bahan Pangan Potensial sebagai Sumber Mikroorganisme Patogen.....5
2.4 Sumber-sumber Infeksi dan Pencegahannya..............…………...........7
ini hanya sekedar share dan semoga bermanfaat :)
SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN
“POTENSI MIKROBA TERHADAP INFEKSI MAKANAN”
Oleh : Kelompok
3
Kelas B 2012
Nama NIM
1.
Amanda Rizky 1211015076
2.
Dewi Arlita
Wulandari 1211015088
3.
Dian Eka Luffitasari 1211015080
4.
Nisa Laily R 1211015084
5.
Palupi Dwi Hapsari 1211015004
6.
Rena Jamirin 1211015056
7.
Siti Amanah 1211015072
8.
Ulfah Prihatiningsih 1211015026
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt.
atas berkat rahmat dan karuniaNya lah penyusun dapat menyelesaikan tugas Sanitasi Makanan dan Minuman dengan judul “Potensi Mikroba terhadap Infeksi Makanan”. Tulisan ini akan membahas tentang infeksi
penyakit melalui makanan, bakteri patogen penyebab infeksi makanan, bahan
pangan potensial sebagai sumber mikroorganisme patogen, sumber-sumber infeksi
dan pencegahannya serta penyakit infeksi yang disebabkan oleh makanan.
Penyusun berharap tulisan ini dapat
memberikan manfaat pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Mulawarman. Dan dapat dijadikan bahan referensi pada penulisan
selanjutnya.
Penyusun menyadari tulisan ini tidak
luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan demi perbaikan dan
penyempurnaan tulisan ini.
Samarinda, 13 Maret 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………....................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………...............1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………..............2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………............2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Infeksi Penyakit melalui Makanan...............................…………..........3
2.2 Bakteri Patogen Penyebab Infeksi Makanan.....................……….........3
2.3 Bahan Pangan Potensial sebagai Sumber Mikroorganisme Patogen.....5
2.4 Sumber-sumber Infeksi dan Pencegahannya..............…………...........7
2.5 Penyakit
Infeksi yang Disebabkan oleh Infeksi Makanan.....................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………….......……………………………………............16
3.2 Saran ………………………………………………………….............16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………................iii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………….......……………………………………............16
3.2 Saran ………………………………………………………….............16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Makanan dan minuman merupakan bahan yang
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
Makanan penting baik untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan
memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangundan mengganti
jaringan, untuk bekerja, dan umtuk memelihara pertahanan tubuh terhadap
penyakit.
Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit.
Makanan yang sehat membuat tubuh menjadi sehat namun makanan yang sudah
terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman
yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segi kualitas dan kuantitasnya.
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh
faktor mikrobiologi karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit.
Akibat buruknya sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang
yang mengkonsumsi makanan tersebut. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi
akibat makanan dapat dibagi menjadi 2 yaitu keracunan makanan dan penyakit
infeksi makanan.
Keracunan makanan diakibatkan oleh toksin yang
diproduksi oleh mikroba. Dalam hal ini, mikroba yang tumbuh akan akan
memproduksi senyawa yang bersifat larut dan beracun yang dikeluarkan ke dalam
makanan dan menyebabkan penyakit bila makanan tersebut dikonsumsi. Sedangkan
penyakit infeksi makanan disebabkan karena masuknya mikroba ke dalam alat
pencernaan manusia, tumbuh dan berkembang biak serta menimbulkan penyakit. Oleh
karena itu, penyembuhan penyakit infeksi ini membutuhkan pengobatan yang
ditujukan untuk menghilangkan mikrobanya dari dalam tubuh. Mikroba yang
menimbulkan infeksi melalui makanan, antara lain adalah Brucella sp., E.coli, Salmonella sp., Streptococcus grup A, Vibrio
chloreae, Shigella sp., dan virus hepatitis A.
1.2 Rumusan
Masalah
-
Apakah
yang dimaksud dengan penyakit infeksi melalui makanan ?
-
Apa
sajakah bekteri patogen penyebab infeksi makanan ?
-
Apa
sajakah bahan makanan yang berpotensial sebagai sumber mikroorganisme patogen ?
-
Apa
sajakah sumber-sumber infeksi dan bagaimanakah cara pencegahannya ?
-
Apa
sajakah penyakit infeksi yang disebabkan oleh makanan ?
1.3 Tujuan
-
Untuk
mengetahui jenis-jenis penyakit infeksi makanan, sumber-sumber infeksi makanan,
bakteri penyebab infeksi makanan dan cara pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Infeksi
Penyakit melalui Makanan
Infeksi
penyakit melalui makanan (Food Borne Disease) adalah suatu gejala penyakit yang
timbul akibat makan bahan makanan yang mengandung mikroorganisme atau toksinnya
(termasuk tumbuh-tumbuhan, bahan kimia, binatang). Food infection ialah gejala penyakit yang timbul karena
mikroorganisme masuk dan berkembang biak di dalam tubuh melalui bahan makanan.
Food intoxication adalah gejala penyakit yang timbul akibat makan makanan yang
mengandung bahan racun.
2.2 Bakteri
Patogen Penyebab Infeksi Makanan
Terdapat banyak bakteri
patogen yang membahayakan kesehatan manusia. Berikut ini
beberapa diantaranya :
1.
Eschericia coli
E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada
saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E. coli yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik, enterohaemorrhagik,
enteropatogenik, enteroinuasiue, dan enteroagregatif. Enterotoksigenik E. coli
merupakan penyebab diare pada wisatawan yang mengunjungi negara yang standar
higienitas makanan dan air minum berbeda dari negara asalnya.
Enterohaemorrhagic E. coli 0157:H7 akhir-akhir ini diketahui merupakan bakteri
patogen penyebab foodborne diseases. Kontaminasi enterohaemorrhagic E. Coli
0157:H7 yang banyak ditemukan pada sayuran dapat terjadi akibat penggunaan
kotoran sapi sebagai pupuk.
2.
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan, dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Bahan makanan yang disiapkan menggunakan tangan, seperti penyiapan sayuran mentah untuk salad, berpotensi terkontaminasi S. aureus. Jenis makanan lain yang sering terkontaminasi oleh S. aureus adalah daging dan produk daging, ayam, telur, salad (telur, tuna, ayam, kentang, dan makaroni), produk bakeri, pastry, pai, sandwich, serta susu dan produk susu. Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang tahan panas yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan, dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Bahan makanan yang disiapkan menggunakan tangan, seperti penyiapan sayuran mentah untuk salad, berpotensi terkontaminasi S. aureus. Jenis makanan lain yang sering terkontaminasi oleh S. aureus adalah daging dan produk daging, ayam, telur, salad (telur, tuna, ayam, kentang, dan makaroni), produk bakeri, pastry, pai, sandwich, serta susu dan produk susu. Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang tahan panas yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
3.
Salmonella
Salmonella
bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat menyebabkan demam
enterik dan gastroentritis. Diketahui terdapat 200 jenis dari 2.300 serotip
Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
4.
Shigella
Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan
primata penyebab shigella (disentri basher). Makanan yang sering terkontaminasi
Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air
yang terkontaminasi.Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat
menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basher atau shigellosis yang
disebabkan oleh Shigella. Menurut USFDA (1999), diperkirakan 300.000 kasus
shigellosis terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.
5.
Vibrio cholerae
Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta merupakan bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies Vibrio yang termasuk patogen adalah V. cholerae, V. parahaemolyticus, dan V. vulvinicus. Spesies V. chloreae dan V. parahaemolyticus merupakan sumber kontaminasi silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V. vulvinicus penyebab infeksi pada manusia.
Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta merupakan bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies Vibrio yang termasuk patogen adalah V. cholerae, V. parahaemolyticus, dan V. vulvinicus. Spesies V. chloreae dan V. parahaemolyticus merupakan sumber kontaminasi silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V. vulvinicus penyebab infeksi pada manusia.
6.
Clostridium botulinum
Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan kaku, mata berkunang-kunang, dan kejang-kejang yang menyebabkan kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor, sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar. Botulinin merupakan sebuah molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat. Satu mikrogram botulinin sudah cukup mematikan manusia. Untungnya karena merupakan protein, botulinin bersifat termolabil dan dapat diinaktifkan dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit. Garam dengan konsentrasi 8 persen atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat menghambat pertumbuhan C. botulinum, sehingga produksi botulinin dapat dicegah.
Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan kaku, mata berkunang-kunang, dan kejang-kejang yang menyebabkan kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor, sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar. Botulinin merupakan sebuah molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat. Satu mikrogram botulinin sudah cukup mematikan manusia. Untungnya karena merupakan protein, botulinin bersifat termolabil dan dapat diinaktifkan dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit. Garam dengan konsentrasi 8 persen atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat menghambat pertumbuhan C. botulinum, sehingga produksi botulinin dapat dicegah.
7.
Pseudomonas
cocovenenans
Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas
cocovenenans adalah toksoflavin dan asam bongkrek. Kedua senyawa beracun
tersebut diproduksi di dalam tempe bongkrek, suatu tempe yang dibuat dengan
bahan baku utama ampas kelapa.
2.3 Bahan
Pangan Potensial sebagai Sumber Mikroorganisme Patogen
Mikroorganisme
|
Bahan
Pangan
|
Salmonella
|
daging ternak dan daging unggas
mentah, susu segar dan telur
|
Clostridium
perfringens
|
daging ternak dan daging uunggas,
makanan kering, rempah-rempah, sayur-sayur
|
Staphylococcus
aureus
|
makanan dingin, produk-produk susu
terutama jika menggunakan bahan baku susu mentah
|
Bacillus
cereus dan Bacillus ssp. lain
|
serelia, makanan kering, produk-produk
susu, daging dan produk-produk daging, rempah-rempah, sayur-sayur
|
Escherichia
coli
|
bahan pangan mentah
|
Vibrio
parahaemolyticus
|
ikan segar dan ikan olahan, kerang dan
makanan laut lainnya
|
Shigella
|
makanan campuran dan basah, susu,
kacang-kacangan, kentang, tuna, udang, kalkun, salad, macaroni
|
Streptococcus
pyogenes
|
susu, es krim, telur, lobster, salad
kentang, salad telur, custard, puding dan makanan-makanan yang mengandung
telur
|
Clostridium
botulinum
|
makanan kaleng dengan pH > 4,6
|
Yersinia
enterocolitica
|
daging ternak dan daging unggas
mentah, produk olahan daging, susu dan produk susu dan sayur-sayuran
|
Campylobacter
jejuni
|
daging ternak dan daging unggas
mentah, susu segar atau susu yang diolah tetapi pemanasannya kurang, air yang
tidak diolah
|
Listeria
monocytogenes
|
daging ternak, daging unggas, produk
susu, sayur-sayuran dan kerang-kerangan
|
Virus
|
kerang mentah, makanan dingin yang
ditangani oleh orang yang terkena infeksi
|
1.
Daging
Bahan pangan yang berasal dari hewan
merupakaan sumber utama bakteri penyebab infeksi. Mikroorganisme yang terdapat
pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan mungkin bertahan
selama proses pengolahan.
2.
Telur
Kulit telur kemungkinan mengandung
Salmonella yang berasal dari kotoran ayam dan mungkin mengkontaminasi telur
pada waktu telur dipecahkan.
3.
Produk-produk susu
Pengemasan susu dan fermentasi susu
dapat menghilangkan atau menghambat mikroorganisme patogen enterik, tetapi
beberapa mikroorganisme masih bertahan. Walaupun susu telah mengalami
pemanasan, kontaminasi dapat terjadi selama penanganan produk atau karena
penambahan ingridien yang tidak mengaami perlakuan dekontaminasi.
4.
Ikan dan kerang-kerangan
Bakteri pada ikan dan
kerang-kerangan dapat dihilangkan dengan pemanasan, akan tetapi sanitasi yang
kurang baik dapat menyebabkan terjadinya rekontaminasi
5.
Buah-buahan, sayur-sayuran, dan serelia
Dalam keadaan segar bahan pangan
nabati kemungkinan terkontaminasi oleh mikroorganisme dari tanah dimana tanaman
tesebut tumbuh.
6.
Makanan kering
Makanan-makanan amana dalam keadaan
kering, akan tetapi jika direhidrasi maka harus diperlukan seperti hanya
makanan segar karena seringkali terkontaminasi spora dalam jumlah banyak maka
penambahan ingredien harus dilakukan sebelum proses pemanasan
2.4 Sumber-sumber
Infeksi dan Pencegahannya
Beberapa
makanan bisa dinyatakan aman untuk dikonsumsi jika makanan-makanan tersebut
diproses dengan proses dekontaminasi yang terkontrol dengan baik seperti
pasteurisasi dan sterilisasi, seperti susu sterilisasi atau pateurisasi, es
krim, dan makanan-makanan kaleng. Proses dekontaminasi air kemasan dilakukan
dengan klorinasi dan filtrasi. Makanan lain seperti roti, tepung, madu, manisan
buah termasuk makanan yang dinyatakan aman karena komposisi dan proses
pengolahan makanan tersebut menyebabkan kondisi yang tidak mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Beberapa sifat makanan dan bahan pangan, seperti pH
< 4,5 kadar air rendah (aw<0,86) atau kadar gula atau kadar garam yang
tinggi. Sifat-sifat ini biasa digunakan dalam pengawetan makanan.
Dewasa ini masyarakat lebih
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan atau bahan pangan segar daripada makanan
atau bahan pangan yang sudah diawetkan. Hal ini memberi kesempatan
mikroorganisme untuk mengkontaminasi gangguan saluran pencernaan jika bahan
pangan segar tersebut tidak ditangani dengan baik. Terdapat tiga jalur yang
dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk mengkontaminasi makanan, yaitu bahan
baku dan ingredien, pekerja pada pengolahan makanan dan lingkungan pengolahan.
2.5 Penyakit
Infeksi yang disebabkan oleh Makanan
1. Thypus
Ø Pengertian
Penyakit Thypus
Tipes atau thypus adalah penyakit
infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan
oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini
dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia
(tidak menyerang usus). Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan,
setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa,
masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi
pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah
yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis. Dalam masyarakat penyakit ini
dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut
TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada
perut.
Ø
Diagnosis Penyakit Thypus
·
Untuk mengetahui penyakit tersebut lakukan
pemeriksaan laboratorium seperti :
Terjadinya penurunan sel darah putih
Terjadinya penurunan sel darah putih
·
Anemia rendah karena pendarahan pada usus
·
Trombosit menurun
·
Menemukan bakteri salmonella typhosa pada kotoran, darah, urin
Peningkatan titer Widal
Reaksi Widal
merupakan test imunitas yang ditimbulkan oleh kuman Salmonella typhi/
paratyphi, yaitu kuman yang terdapat di minuman dan makanan kita yang
terkontaminasi dengan tinja orang yang sakit. Dikatakan meningkat bila titernya
lebih dari 1/400 atau didapatkan kenaikan titer 2 kali lipat dari titer
sebelumnya dalam waktu 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemui
bradikardi (denyut melemah) relatif, pembesaran limfa, tegangnya otot perut,
dan kembung. Serta, periksakanlah apakah kandung empedu anda tidak mengalami
peradangan menahun karena bakteri Tipes dapat menempati kandung empedu.
Ø
Gejala Penyakit Thypus
Gejala
yang dialami penderita Tipes dapat diuraikan menjadi berikut ini :
§
Panas badan yang semakin hari bertambah tinggi,
terutama pada sore dan malam hari. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya
menjadi konstan dan kontinyu. Umumnya paginya sudah merasa baikan, namun ketika
menjelang malam kondisi mulai menurun lagi.
§
Pada fase awal timbul gejala lemah, sakit
kepala, infeksi tenggorokan, rasa tidak enak di perut, sembelit atau terkadang
sulit buang air besar, dan diare.
§
Pada keadaan yang berat penderita bertambah sakit
dan kesadaran mulai menurun.
Ø
Pencegahan Penyakit Thypus
Penyakit Tipes dapat
ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman Tipes
Salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari penderita Tipes. Bila anda
sering menderita penyakit ini kemungkinan besar makanan atau minuman yang Anda
konsumsi tercemar bakterinya. Hindari jajanan di pinggir jalan terlebih dahulu.
Atau telur ayam yang dimasak setengah matang pada kulitnya tercemar tinja ayam
yang mengandung bakteri Tipes. Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari
penyakit ini kini sudah ada Vaksin Tipes atau Tifoid yang disuntikkan atau
secara minum obat dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun. Mintalah
Dokter anda memberikan imunisasi tersebut. Daya tahan tubuh juga harus
ditingkatkan seperti gizi yg baik, tidur 7-8 jam/24 jam, olah raga secara
teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam. Bagi orang yang pernah mengalami
penyakit Tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang sangat melelahkan.
Karena akan lebih mudah kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum
menderita Tipes. Hindarilah makanan yang tidak bersih. Cucilah tangan sebelum makan.
Bagi penderita carrier (tidak menderita penyakit ini, namun dapat menyebarkan
bakterinya) tetap mengkonsumsi obat.
Ø
Pengobatan Penyakit Thypus
Penyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat
menganggu aktifitas kita. Yang sangat dibutuhkan adalah istirahat total selama
beberapa minggu bahkan bulan. Bagi orang yang sangat aktif, hal ini sangat
menderita. Anda terasa tidak bisa apa-apa ( setidaknya ini yang saya rasakan
ketika menderita penyakit ini). Yang perlu diperhatikan pasca terkena Tipes adalah
pola makan yang benar. Misalnya harus lunak, ya terapkan makan lunak sampai
batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang berminyak, pedas,
asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga. Kemudian
untuk menjaga stamina bisa diberikan Kapsul Tapak ( sesuai ketentuan dokter)
Liman 3 x 2 Kaps/hr, Kaps Daun sendok 3 x 2 Kaps.hr, dan Patikan Kebo 3 x 1
Kaps/hr. (untuk membantu mempercepat penyembuhan luka diusus akibat Typus).
Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah baring, diet rendah serat – tinggi
kalori dan protein, obat-obatan berupa antibiotika (dijelaskan pada paragraf
berikutnya), serta pengobatan terhadap komplikasi yang mungkin timbul. Obat
untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol,
Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya pemberian
antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan
bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat
harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg
ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali.
2.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan
sembuh secara spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut,
hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis A (HAV)
yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama melalui makanan dan air
yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk
pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini.
Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran
kebersihannya rendah. Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang
menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual,
lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan jaundis (mata/kulit berwarna
kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak
merasakan gejala sama sekali. Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu.
Untuk mencegah infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.
3. Penyakit Diare
Penyakit diare dapat menyerang siapa
saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Diare adalah sebuah penyakit di
mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan
tinja atau feses memiliki kandungan air yang berlebihan.
Ø Penyebab
Diare
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan
sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum,
berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
·
Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian
besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus) atau parasit.
·
Alergi terhadap makanan atau obat
tertentu terutama antibiotik.
·
Infeksi oleh bakteri atau virus yang
menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan,
Malaria, dll.
·
Pemanis buatan.
·
Pada bayi saat dikenalkam MPASI
seringkali memiliki efek samping diare karena perut kaget dengan makanan dan
minuman yang baru dikenal lambungnya.
Diare selain disebabkan oleh
beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun bakteria, juga
bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli),
virus dan parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut
berperan dalam membantu penyebaran kuman penyakit diare.
Istilah
Diare dibagi menjadi berbagai macam bentuk diantaranya:
·
Diare akut : kurang dari 2 minggu
·
Diare Persisten : lebih dari 2
minggu
·
Disentri : diare disertai darah
dengan ataupun tanpa lender
·
Kholera : diare dimana tinjanya
terdapat bakteri Cholera
Diare jarang membahayakan, namun dapat
menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri kejang pada bagian perut. Meskipun tidak
membutuhkan perawatan khusus, penyakit diare perlu mendapatkan perhatian
serius, karena dapat menyebabkandehidrasi (kekurangan cairan tubuh).
Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa kering,
kulit menjadi keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan
syok. Untuk mencegah dehidrasi dengan meminum larutan oralit. Karena itu,
penderita diare harus banyak minum air dan diberi obat anti diare. Jika
diare tidak segera diobati akan menimbulkan kematian karena menurut data
badan Kesehatan Dunia (WHO—World Healt Organitation ) Penyakit mencret atau
diare adalah penyebab nomor satu kematian balita diseluruh dunia. Yang membunuh
lebih dari 1,5 juta orang pertahun .
Ø Gejala
Diare
Beberapa gejala penyakit diare dapat
langsung dikenali atau dirasakan oleh penderita. Di antara gejala tersebut
adalah:
·
Buang air besar terus menerus disertai
dengan rasa mulas yang berkepanjangan
·
Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x
atau lebih dalam sehari
·
Pegal pada punggung, dan perut sering
berbunyi
·
Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh)
·
Diare yang disebabkan oleh virus dapat
menimbulkan mual dan muntah-muntah
·
Badan lesu atau lemah
·
Panas
·
Tidak nafsu makan
·
Darah dan lendir dalam kotoran
Salah satu gejala lainnya dari penyakit
diare adalah gastroenteritis. Gastroenteritis adalah peradangan pada
saluran pencernaan yang diakibatkan oleh infeksi atau keracunan makanan.
Beberapa cara penggulangan diare antara
lain :
·
Meminum oralit atau dapat
membuatnya sendiri dengan melarutkan 1 sendok teh garam dan 8 sendok teh gula
dalam 1 liter air matang.
·
Jaga hidrasi dengan elektrolit yang
seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di kebanyakan kasus diare, bahkan
disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan
elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit
yang berbahaya dan berakibat fatal
·
Mencoba makan lebih sering tapi dengan
porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum
terlalu cepat.
·
Menjaga kebersihan dan isolasi:
Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam membatasi penyebaran penyakit
·
Adapun diare yang disertai dengan
keluarnya darah bersama tinja, dimungkinkan karena ada peradangan atau infeksi
di sekitar usus (Ulceratif Colitis). Jika terbukti mengidap Ulceratif
colitis, penderita harus menjalani diet ringan dan mendapat obat
antiperadangan. Apabila keadaan penderita belum membaik dalam waktu 48 jam,
sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang
lebih intensif.
Ø Pencegahan
Diare
Karena tangan merupakan
salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung dengan
benda lain, maka sebelum makan disarankan untukmencuci tangan dengan sabun.
Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan
lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan
tingkat kejadian yang signifikan pada diare.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Food
infection ialah gejala penyakit yang timbul karena
mikroorganisme masuk dan berkembang biak di dalam tubuh melalui bahan makanan. Banyak bakteri patogen penyebab infeksi makanan antara
lain Brucella sp., E.coli, Salmonella sp.,
Streptococcus grup A, Vibrio chloreae, Shigella sp., dan virus hepatitis A. Beberapa
makanan bisa dinyatakan aman untuk dikonsumsi jika makanan-makanan tersebut
diproses dengan proses dekontaminasi yang terkontrol dengan baik. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi makanan
antara lain penyakit typhus, hepatitis A dan diare.
3.2 Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini dapat dijadiakan media dan sarana dalam menunjang dan
membantu proses belajar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
SK
Menkes 965/MENKES/SK/XI/1992. Definisi Sanitasi.
A.L.
Rante Tampang, Drs, FMIPA – UNCEN Pengaruh Penyakit Cacing pada Murid Kelas III
SD Gembala Baik Abepura Terhadap Hasil Belajar
Middleton,
Richard. Makalah hijau: Air bersih, Sumber daya yang rawan
Budiyanto MAK, 2005.
Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Waluyo, Lud. 2009.
Mikrobiologi Lingkunagn. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Press.
Dwijoseputro, 1990.
Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi
Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar