Kamis, 13 Maret 2014

Revolusi Hijau (Sejarah)

iseng-iseng buka file jaman dulu eh nemu tugas waktu jaman SMA tentang revolusi hijau..

1.    Manfaat Revolusi Hijau
v  Konsep Revolusi Hijau di Indonesia dikenal sebagai Gerakan Bimas (Bimbingan Masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan,khususnya swasembada beras.
Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi,politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan 3 komponen pokok yaitu penggunaan teknologi yang sering disebut Panca Usaha Tani,penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.
Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan negara-negara berkembang dan Indonesia sejak rejim Orde Baru berkuasa. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia tidak mampu menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap,tetapi hanya mampu dalam waktu 5 tahun,yakni antara tahun 1984-1989.
v  Revolusi Hijau = perubahan fundamental dalam teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang terutama di Asia.
MANFAAT NYATA DARI Revolusi Hijau adalah tercapainya swasembada (kecukupan penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa negara yang sebelumnya selalu kekurangan persediaan pangan (pokok) seperti India,Bangladesh,Tiongkok,Vietnam,Thailand,serta Indonesia.
Norman Borlaug,penerima penghargaan Nobel Perdamaian 1970,adalah orang yang dipandang sebagai konseptor utama gerakan ini.

2.    Dampak Revolusi Hijau
Hasil dari suatu metode tentunya mempunyai dampak positif dan negatif,begitu juga dengan Revolusi Hijau.Berikut ini merupakan dampak positif dan dampak negatif dari Revolusi Hijau.
Ø  Dampak Positif Revolusi Hijau
Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Salah satu contohnya bagi bangsa Indonesia sendiri adalah Indonesia yang tadinya pengimpor beras menjadi mampu swasembada beras.
Ø  Dampak Negatif Revolusi Hijau
1.      Penurunan produksi protein,dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.
2.      Penurunan Keanekaragaman Hayati
3.      Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk
4.      Penggunaan pestisida menyebabkan muncul hama strain baru yang resisten.
5.      Terjadinya kesenjangan ekonomidan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi Hijau hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektar,dan petani kaya di pedesaan,serta penyelenggara negara di tingkat pedesaan.
6.      Keseimbangan ekosistem rusak
7.      Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama

3.    Upaya Mengatasi Dampak Revolusi Hijau
·         Penyuluhan
Sejalan dengan perubahan global,dunia pertanian mengalami dinamika yang luar biasa. Model pendekatan lama dimana penyuluhan merupakan agen transfer teknologi dan informasi sudah tidak cukup. Tuntutan di lapangan semakin rumit sehingga jika penyuluhan pertanian sebagai penyedia public goods tidak bisa berperan dengan baik maka akan semakin ditinggalkan oleh pengguna tradisionalnya. Pada saat ini penyuluh lapangan swasta yang juga merupakan pelayan teknis perusahaan sarana produksi nasional dan multinasional juga telah merambah ke desa-desa. Dalam era baru pertanian,penyuluh lapangan dituntut untuk memiliki fungsi paling tidak dalam 3 hal yaitu transfer teknologi (technology transfer),fasilitasi (facilitation) dan penasehat (advisory work). Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut,penyuluh pertanian lapangan mestinya juga menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Tema-tema penyuluhan juga bergeser tidak hanya sekedar peningkatan produksi namun menyesuaikan dengan isu global yang lain misalnya bagaimana menyiapkan petani dalam bertani untuk mengatasi persoalan perubahan iklim global dan perdagangan global. Petani perlu dikenalkan dengan sarana produksi yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim,selain itu teknik bertani yang ramah lingkungan,hemat air serta tahan terhadap cekaman suhu tinggi nampaknya akan menjadi tema penting bagi penyuluhan pertanian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar