Selasa, 18 Maret 2014

Agar Pakaian Selalu Rapi

Selalu tampil rapi setiap saat adalah dambaan setiap orang. Namun, ditengah ksibukan kita, terkadang perlu waktu yang tidak sebentar untuk mewujudkannya. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membuat koleksi busana kita terlihat rapi.
1.   Baca label petunjuk perawatan
Pelajari symbol-simbol perawatan yang tertera pada label perawatan pakaian, ikuti petunjuk yang melambangkan cara mencuci, mengeringkan maupun menyetrika.
2.  Kenali Bahan Pakaian
Kenali bahan-bahan pakaian yang umumnya sering kita kenakan untuk memudahkan cara perawatannya. Seperti bahan katun polyester yng ebih mudah dirawat daripada bahan suede, silk, wool dan acetate.
3.  Cuci sesuai kebutuhan
Beberapa pakaian seperti jeans, legging, jacket, sweater dapat dicuci beberapa kali pemakaian dengan begitu pakaian akan lebih awet.
4.  Langsung bersihkan noda bandel
Jika pakaian terkena noda, sebisa mungkin bersihkan saat itu juga. Karena beberapa noda seperti noda tinta, minuman, dan minyak bila dibiarkan akan menjadi sulit untuk dibersihkkan.
5.  Keringkan secara alami
Agar pakaian lebih terjaga dan tidak mudah menyusut, jemur dan keringkan pakaian secara alami. Mesin pengering seperti yang sering digunakan di tempat pencucian kilat akan membuat pakaian lebih mudah rusak.
6.  Gunakan pemutih dan pewangi pakaian seperlunya
Cairan pemutih dan pewangi pakaian sebaiknya digunakan secukupnya. Karena pemakaian pemutih dan pewangi pakaian dapat memberikan efek buruk terhadap pakaian kita. Selain itu, ada beberapa jenis bahan pakaian seperti lycra yang rentan terhadap pewangi pakaian.
7.  Gunakan apron
Apron atau celemek digunakan dikala kita memasak,berkebun,bahkan saat bersih-bersih. Hal in untuk menghindari noda yang akan mengotori pakaian yang kita kenakan dan juga untuk menghindari aroma yang tidak enak yang dapat melekat pada pakaian.
8.  Hilangkan kerutan dengan cara tepat

Ada bebrapa bahan yang kuat terhadap setrika yang biasa kita pakai di rumah, namun ada juga yang tidak. Seperti bahan dari sutera, wool dan lycra yang sebaiknya di setrika menggunakan setrika uap. 

Kamis, 13 Maret 2014

Chamomile Tea





Chamomile atau Chamomile Jerman adalah tumbuhan semusim dari keluarga bunga Matahari Asteraceae. Tanaman ini tumbuh di seluruh wilayah Eropa dan wilayah Asia yang memiliki 4 musim. Chamomile juga tersebar luas di Amerika Utara dan Australia oleh manusia. Chamomile memerlukan tanah yang terbuka untuk dapat tumbuh, biasanya tumbuh secara liar di pinggir jalan, tempat penampungan sampah, atau di ladang-ladang. Tanaman chamomile dapat tumbuh setinggi 15 sampai 60 cm. Daunnya yang panjang dan kecil berkelompok dua atau tiga daun dalam satu tangkai. Bunga chamomile dikenal sejak zaman Mesir Kuno dan biasa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Bunga yang termasuk ke dalam keluarga bunga daisy ini, berwarna putih di bagian sisi kelopaknya dan kuning di bagian tengahnya. Seiring waktu, bangsa Eropa kemudian mulai menggunakan bunga chamomile ini untuk penyembuhan penyakit insomnia atau sulit tidur.
Bunga chamomile biasa digunakan dalam keadaan segar atau dengan dikeringkan terlebih dahulu. Pemanfaatannya dapat dengan diambil ekstraknya ataupun bagian bunganya secara langsung. Untuk pemakaian luar, bunga chamomile biasa digunakan untuk keperluan kecantikan atau kesehatan kulit. Sedangkan untuk dikonsumsi, bunga chamomile biasa diambil ekstraknya sebagai minuman, misalnya sebagai teh, yang lebih dikenal dengan the chamomile. Selain dari daun teh,rupanya teh juga dapat dibuat dari bunga chamomile. Selain menyegarkan, teh chamomile dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan dan kebugaran. Kandungan di dalam bunga chamomile yang antara lain berupa asam amino triptofan,polyines,flavonoid, dan glisin, secara alami dapat memberikan berbagai macam khasiat.
Adapun khasiat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
-       - Relaksasi Otot
Salah satu tanaman tertua di dunia ini, memiliki manfaat untuk relaksasi otot. Bunga chamomile mengandung unsur penenang yang dapat berpengaruh terhadap tubuh untuk memberikan sensasi santai dan rileks. Dalam keadaan gelisah dan stress, mengonsumsi chamomile dapat menurunkan rasa tidak nyaman tersebut dan menciptakan suasana yang lebih tenang. Dengan menciptakan rasa rileks dan menurunkan rasa tegang tersebut secara tidak langsung the chamomile juga mampu menurunkan resiko penyakit jantung dan hipertensi.
-     -   Mengatasi Gangguan Tidur atau Insomnia
Karena berhubungan dengan relaksasi otot, the chamomile juga dapat bermanfaat untuk mengatasi masalah kesulitan tidur atau insomnia. Dengan menciptakan rasa tenang dan nyaman, masalah sulit tidur pun dapat diatasi. Meminum the chamomile hangat sebelum tidur, dapat menghangatkan sebelum tidur, dapat menghangatkan tubuh sekaligus menciptakan suasana rileks. Selain itu, aroma dari the chamomile itu sendiri bermanfaat sebagai aromaterapi yang semakin menciptakan suasana nyaman, sehingga setelah meminum teh chamomile menjadi cenderung mengantuk.
-      -  Detoksifikasi Tubuh
Selain menciptakan rasa tenang tersebut, kandungan di dalam bunga chamomile juga dapat bermanfaat untuk detoksifikasi tubuh, dengan cara membantu ginjal membersihkan sisa-sisa zat yang tidak diperlukan lagi di dalam tubuh pun, kemudian dapat dibuang keluar melalui urin.
-       - Mengurangi rasa kram saat menstruasi
Salah satu masalah yang sering menimpa perempuan saat menstruasi adalah rasa kram dan sakit di bagian perut. The chamomile dapat mengurangi kejang atau kram tersebut. Di dalam the chamomile, terdapat zat yang disebut dengan glisin, yang secara alami terkandung di dalam bunga chamomile, yang dapat meredakan rasa kram. Mengonsumsi teh chamomile saat menstruasi, cocok untuk perempuan yng sering memiliki masalah menstruasi saat ini.Selain beberapa manfaat tersebut, konsumsi the chamomile juga memberikan efek yang perlu dipertimbangkan, terutama jika dikonsumsi berlebihan. Salah satu khasiat chamomile yang memberikan efek ketenangan tersebut dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga mengonsumsi tea chamomile dalam keadaan menyetir atau dalam situasi khusus yang dilarang mengantuk, tidak dianjurkan. Selain itu, konsumsi chamomile dalam dosis tinggi pada beberapa orang dapat menyebabkan rasa mual dan reaksi abnormal pada kulit. Untuk ibu hamil, konsumsi chamomile sebaiknya juga dihindari karena mengandung zat yang dapat menyebabkan keguguran.

Revolusi Hijau (Sejarah)

iseng-iseng buka file jaman dulu eh nemu tugas waktu jaman SMA tentang revolusi hijau..

1.    Manfaat Revolusi Hijau
v  Konsep Revolusi Hijau di Indonesia dikenal sebagai Gerakan Bimas (Bimbingan Masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan,khususnya swasembada beras.
Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari segi ekonomi,politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan 3 komponen pokok yaitu penggunaan teknologi yang sering disebut Panca Usaha Tani,penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur. Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras.
Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan negara-negara berkembang dan Indonesia sejak rejim Orde Baru berkuasa. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia tidak mampu menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap,tetapi hanya mampu dalam waktu 5 tahun,yakni antara tahun 1984-1989.
v  Revolusi Hijau = perubahan fundamental dalam teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga 1980-an di banyak negara berkembang terutama di Asia.
MANFAAT NYATA DARI Revolusi Hijau adalah tercapainya swasembada (kecukupan penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa negara yang sebelumnya selalu kekurangan persediaan pangan (pokok) seperti India,Bangladesh,Tiongkok,Vietnam,Thailand,serta Indonesia.
Norman Borlaug,penerima penghargaan Nobel Perdamaian 1970,adalah orang yang dipandang sebagai konseptor utama gerakan ini.

2.    Dampak Revolusi Hijau
Hasil dari suatu metode tentunya mempunyai dampak positif dan negatif,begitu juga dengan Revolusi Hijau.Berikut ini merupakan dampak positif dan dampak negatif dari Revolusi Hijau.
Ø  Dampak Positif Revolusi Hijau
Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Salah satu contohnya bagi bangsa Indonesia sendiri adalah Indonesia yang tadinya pengimpor beras menjadi mampu swasembada beras.
Ø  Dampak Negatif Revolusi Hijau
1.      Penurunan produksi protein,dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.
2.      Penurunan Keanekaragaman Hayati
3.      Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk
4.      Penggunaan pestisida menyebabkan muncul hama strain baru yang resisten.
5.      Terjadinya kesenjangan ekonomidan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi Hijau hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektar,dan petani kaya di pedesaan,serta penyelenggara negara di tingkat pedesaan.
6.      Keseimbangan ekosistem rusak
7.      Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama

3.    Upaya Mengatasi Dampak Revolusi Hijau
·         Penyuluhan
Sejalan dengan perubahan global,dunia pertanian mengalami dinamika yang luar biasa. Model pendekatan lama dimana penyuluhan merupakan agen transfer teknologi dan informasi sudah tidak cukup. Tuntutan di lapangan semakin rumit sehingga jika penyuluhan pertanian sebagai penyedia public goods tidak bisa berperan dengan baik maka akan semakin ditinggalkan oleh pengguna tradisionalnya. Pada saat ini penyuluh lapangan swasta yang juga merupakan pelayan teknis perusahaan sarana produksi nasional dan multinasional juga telah merambah ke desa-desa. Dalam era baru pertanian,penyuluh lapangan dituntut untuk memiliki fungsi paling tidak dalam 3 hal yaitu transfer teknologi (technology transfer),fasilitasi (facilitation) dan penasehat (advisory work). Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut,penyuluh pertanian lapangan mestinya juga menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Tema-tema penyuluhan juga bergeser tidak hanya sekedar peningkatan produksi namun menyesuaikan dengan isu global yang lain misalnya bagaimana menyiapkan petani dalam bertani untuk mengatasi persoalan perubahan iklim global dan perdagangan global. Petani perlu dikenalkan dengan sarana produksi yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim,selain itu teknik bertani yang ramah lingkungan,hemat air serta tahan terhadap cekaman suhu tinggi nampaknya akan menjadi tema penting bagi penyuluhan pertanian.


Rabu, 12 Maret 2014

Makalah Potensi Mikroba terhadap Infeksi Makanan

dikasih tugas sama dosen buat ngerjain makalah sanitasi makanan dan minuman tentang potensi mikroba terhadap infeksi makanan..
ini hanya sekedar share dan semoga bermanfaat :)

SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN
POTENSI MIKROBA TERHADAP INFEKSI MAKANAN




Oleh : Kelompok 3
Kelas B 2012

Nama                                            NIM
1.      Amanda Rizky                                    1211015076
2.      Dewi Arlita Wulandari                       1211015088
3.      Dian Eka Luffitasari                           1211015080
4.      Nisa Laily R                                        1211015084
5.      Palupi Dwi Hapsari                             1211015004
6.      Rena Jamirin                                       1211015056
7.      Siti Amanah                                        1211015072
8.      Ulfah Prihatiningsih                            1211015026


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA

2014





KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas berkat rahmat dan karuniaNya lah penyusun dapat menyelesaikan tugas Sanitasi Makanan dan Minuman dengan judul “Potensi Mikroba terhadap Infeksi Makanan”. Tulisan ini akan membahas tentang infeksi penyakit melalui makanan, bakteri patogen penyebab infeksi makanan, bahan pangan potensial sebagai sumber mikroorganisme patogen, sumber-sumber infeksi dan pencegahannya serta penyakit infeksi yang disebabkan oleh makanan.
          Penyusun berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Dan dapat dijadikan bahan referensi pada penulisan selanjutnya.
          Penyusun menyadari tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini.



Samarinda, 13 Maret 2014
           


Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………
....................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………
...................ii
BAB  I     PENDAHULUAN
         
1.1  Latar Belakang ………………………………………………...............1
        
 1.2  Rumusan Masalah ……………………………………………..............2
         
1.3  Tujuan Penulisan ………………………………………………............2
BAB  II    PEMBAHASAN
         
2.1   Infeksi Penyakit melalui Makanan...............................…………..........3
         
2.2   Bakteri Patogen Penyebab Infeksi Makanan.....................……….........3
         
2.3   Bahan Pangan Potensial sebagai Sumber Mikroorganisme Patogen.....5
         
2.4   Sumber-sumber Infeksi dan Pencegahannya..............…………...........7
          2.5   Penyakit Infeksi yang Disebabkan oleh Infeksi Makanan.....................8
BAB  III   PENUTUP
         
3.1 Kesimpulan ………….......……………………………………............16
         
3.2 Saran ………………………………………………………….............16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………
................iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting baik untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangundan mengganti jaringan, untuk bekerja, dan umtuk memelihara pertahanan tubuh terhadap penyakit.
Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit. Makanan yang sehat membuat tubuh menjadi sehat namun makanan yang sudah terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segi kualitas dan kuantitasnya.
Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dibagi menjadi 2 yaitu keracunan makanan dan penyakit infeksi makanan.
Keracunan makanan diakibatkan oleh toksin yang diproduksi oleh mikroba. Dalam hal ini, mikroba yang tumbuh akan akan memproduksi senyawa yang bersifat larut dan beracun yang dikeluarkan ke dalam makanan dan menyebabkan penyakit bila makanan tersebut dikonsumsi. Sedangkan penyakit infeksi makanan disebabkan karena masuknya mikroba ke dalam alat pencernaan manusia, tumbuh dan berkembang biak serta menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, penyembuhan penyakit infeksi ini membutuhkan pengobatan yang ditujukan untuk menghilangkan mikrobanya dari dalam tubuh. Mikroba yang menimbulkan infeksi melalui makanan, antara lain adalah Brucella sp., E.coli, Salmonella sp., Streptococcus grup A, Vibrio chloreae, Shigella sp., dan virus hepatitis A.

1.2  Rumusan Masalah
-          Apakah yang dimaksud dengan penyakit infeksi melalui makanan ?
-          Apa sajakah bekteri patogen penyebab infeksi makanan ?
-          Apa sajakah bahan makanan yang berpotensial sebagai sumber mikroorganisme patogen ?
-          Apa sajakah sumber-sumber infeksi dan bagaimanakah cara pencegahannya ?
-          Apa sajakah penyakit infeksi yang disebabkan oleh makanan ?

1.3  Tujuan
-          Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit infeksi makanan, sumber-sumber infeksi makanan, bakteri penyebab infeksi makanan dan cara pencegahannya.

BAB II
PEMBAHASAN

       2.1       Infeksi Penyakit melalui Makanan
            Infeksi penyakit melalui makanan (Food Borne Disease) adalah suatu gejala penyakit yang timbul akibat makan bahan makanan yang mengandung mikroorganisme atau toksinnya (termasuk tumbuh-tumbuhan, bahan kimia, binatang). Food infection ialah gejala penyakit yang timbul karena mikroorganisme masuk dan berkembang biak di dalam tubuh melalui bahan makanan. Food intoxication adalah gejala penyakit yang timbul akibat makan makanan yang mengandung bahan racun.

       2.2       Bakteri Patogen Penyebab Infeksi Makanan
                        Terdapat banyak bakteri patogen yang membahayakan kesehatan    manusia. Berikut ini beberapa diantaranya :
1.      Eschericia coli
            E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E. coli yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik, enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinuasiue, dan enteroagregatif. Enterotoksigenik E. coli merupakan penyebab diare pada wisatawan yang mengunjungi negara yang standar higienitas makanan dan air minum berbeda dari negara asalnya. Enterohaemorrhagic E. coli 0157:H7 akhir-akhir ini diketahui merupakan bakteri patogen penyebab foodborne diseases. Kontaminasi enterohaemorrhagic E. Coli 0157:H7 yang banyak ditemukan pada sayuran dapat terjadi akibat penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk.
2.      Staphylococcus aureus
            Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan, dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Bahan makanan yang disiapkan menggunakan tangan, seperti penyiapan sayuran mentah untuk salad, berpotensi terkontaminasi S. aureus. Jenis makanan lain yang sering terkontaminasi oleh S. aureus adalah daging dan produk daging, ayam, telur, salad (telur, tuna, ayam, kentang, dan makaroni), produk bakeri, pastry, pai, sandwich, serta susu dan produk susu. Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang tahan panas yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
3.      Salmonella
            Salmonella bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat menyebabkan demam enterik dan gastroentritis. Diketahui terdapat 200 jenis dari 2.300 serotip Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
4.      Shigella
            Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab shigella (disentri basher). Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang terkontaminasi.Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basher atau shigellosis yang disebabkan oleh Shigella. Menurut USFDA (1999), diperkirakan 300.000 kasus shigellosis terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.
5.      Vibrio cholerae
            Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta merupakan bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies Vibrio yang termasuk patogen adalah V. cholerae, V. parahaemolyticus, dan V. vulvinicus. Spesies V. chloreae dan V. parahaemolyticus merupakan sumber kontaminasi silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V. vulvinicus penyebab infeksi pada manusia.
6.      Clostridium botulinum
            Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan kaku, mata berkunang-kunang, dan kejang-kejang yang menyebabkan kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor, sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar. Botulinin merupakan sebuah molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat. Satu mikrogram botulinin sudah cukup mematikan manusia. Untungnya karena merupakan protein, botulinin bersifat termolabil dan dapat diinaktifkan dengan pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit. Garam dengan konsentrasi 8 persen atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat menghambat pertumbuhan C. botulinum, sehingga produksi botulinin dapat dicegah.
7.      Pseudomonas cocovenenans
            Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas cocovenenans adalah toksoflavin dan asam bongkrek. Kedua senyawa beracun tersebut diproduksi di dalam tempe bongkrek, suatu tempe yang dibuat dengan bahan baku utama ampas kelapa.

       2.3       Bahan Pangan Potensial sebagai Sumber Mikroorganisme Patogen
Mikroorganisme
Bahan Pangan
Salmonella
daging ternak dan daging unggas mentah, susu segar dan telur
Clostridium perfringens
daging ternak dan daging uunggas, makanan kering, rempah-rempah, sayur-sayur
Staphylococcus aureus
makanan dingin, produk-produk susu terutama jika menggunakan bahan baku susu mentah
Bacillus cereus dan Bacillus ssp. lain
serelia, makanan kering, produk-produk susu, daging dan produk-produk daging, rempah-rempah, sayur-sayur
Escherichia coli
bahan pangan mentah
Vibrio parahaemolyticus
ikan segar dan ikan olahan, kerang dan makanan laut lainnya
Shigella
makanan campuran dan basah, susu, kacang-kacangan, kentang, tuna, udang, kalkun, salad, macaroni
Streptococcus pyogenes
susu, es krim, telur, lobster, salad kentang, salad telur, custard, puding dan makanan-makanan yang mengandung telur
Clostridium botulinum
makanan kaleng dengan pH > 4,6
Yersinia enterocolitica
daging ternak dan daging unggas mentah, produk olahan daging, susu dan produk susu dan sayur-sayuran
Campylobacter jejuni
daging ternak dan daging unggas mentah, susu segar atau susu yang diolah tetapi pemanasannya kurang, air yang tidak diolah
Listeria monocytogenes
daging ternak, daging unggas, produk susu, sayur-sayuran dan kerang-kerangan
Virus
kerang mentah, makanan dingin yang ditangani oleh orang yang terkena infeksi


1.      Daging
            Bahan pangan yang berasal dari hewan merupakaan sumber utama bakteri penyebab infeksi. Mikroorganisme yang terdapat pada hewan hidup dapat terbawa ke dalam daging segar dan mungkin bertahan selama proses pengolahan.
2.      Telur
            Kulit telur kemungkinan mengandung Salmonella yang berasal dari kotoran ayam dan mungkin mengkontaminasi telur pada waktu telur dipecahkan.
3.      Produk-produk susu
            Pengemasan susu dan fermentasi susu dapat menghilangkan atau menghambat mikroorganisme patogen enterik, tetapi beberapa mikroorganisme masih bertahan. Walaupun susu telah mengalami pemanasan, kontaminasi dapat terjadi selama penanganan produk atau karena penambahan ingridien yang tidak mengaami perlakuan dekontaminasi.
4.      Ikan dan kerang-kerangan
            Bakteri pada ikan dan kerang-kerangan dapat dihilangkan dengan pemanasan, akan tetapi sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan terjadinya rekontaminasi
5.      Buah-buahan, sayur-sayuran, dan serelia
            Dalam keadaan segar bahan pangan nabati kemungkinan terkontaminasi oleh mikroorganisme dari tanah dimana tanaman tesebut tumbuh.
6.      Makanan kering
            Makanan-makanan amana dalam keadaan kering, akan tetapi jika direhidrasi maka harus diperlukan seperti hanya makanan segar karena seringkali terkontaminasi spora dalam jumlah banyak maka penambahan ingredien harus dilakukan sebelum proses pemanasan

       2.4       Sumber-sumber Infeksi dan Pencegahannya
            Beberapa makanan bisa dinyatakan aman untuk dikonsumsi jika makanan-makanan tersebut diproses dengan proses dekontaminasi yang terkontrol dengan baik seperti pasteurisasi dan sterilisasi, seperti susu sterilisasi atau pateurisasi, es krim, dan makanan-makanan kaleng. Proses dekontaminasi air kemasan dilakukan dengan klorinasi dan filtrasi. Makanan lain seperti roti, tepung, madu, manisan buah termasuk makanan yang dinyatakan aman karena komposisi dan proses pengolahan makanan tersebut menyebabkan kondisi yang tidak mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Beberapa sifat makanan dan bahan pangan, seperti pH < 4,5 kadar air rendah (aw<0,86) atau kadar gula atau kadar garam yang tinggi. Sifat-sifat ini biasa digunakan dalam pengawetan makanan.
            Dewasa ini masyarakat lebih dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan atau bahan pangan segar daripada makanan atau bahan pangan yang sudah diawetkan. Hal ini memberi kesempatan mikroorganisme untuk mengkontaminasi gangguan saluran pencernaan jika bahan pangan segar tersebut tidak ditangani dengan baik. Terdapat tiga jalur yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk mengkontaminasi makanan, yaitu bahan baku dan ingredien, pekerja pada pengolahan makanan dan lingkungan pengolahan.

       2.5       Penyakit Infeksi yang disebabkan oleh Makanan
1.      Thypus
Ø  Pengertian Penyakit Thypus
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus). Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.

Ø  Diagnosis Penyakit Thypus
·         Untuk mengetahui penyakit tersebut lakukan pemeriksaan laboratorium seperti :
Terjadinya penurunan  sel darah putih
·         Anemia rendah karena pendarahan pada usus
·         Trombosit menurun
·         Menemukan bakteri salmonella typhosa pada kotoran, darah, urin Peningkatan titer Widal
            Reaksi Widal merupakan test imunitas yang ditimbulkan oleh kuman Salmonella typhi/ paratyphi, yaitu kuman yang terdapat di minuman dan makanan kita yang terkontaminasi dengan tinja orang yang sakit. Dikatakan meningkat bila titernya lebih dari 1/400 atau didapatkan kenaikan titer 2 kali lipat dari titer sebelumnya dalam waktu 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemui bradikardi (denyut melemah) relatif, pembesaran limfa, tegangnya otot perut, dan kembung. Serta, periksakanlah apakah kandung empedu anda tidak mengalami peradangan menahun karena bakteri Tipes dapat menempati kandung empedu.

Ø  Gejala Penyakit Thypus
      Gejala yang dialami penderita Tipes dapat diuraikan menjadi berikut ini :
§  Panas badan yang semakin hari bertambah tinggi, terutama pada sore dan malam hari. Terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan kontinyu. Umumnya paginya sudah merasa baikan, namun ketika menjelang malam kondisi mulai menurun lagi.
§  Pada fase awal timbul gejala lemah, sakit kepala, infeksi tenggorokan, rasa tidak enak di perut, sembelit atau terkadang sulit buang air besar, dan diare.
§  Pada keadaan yang berat penderita bertambah sakit dan kesadaran mulai menurun.
Ø  Pencegahan Penyakit Thypus
            Penyakit Tipes dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar dengan kuman Tipes Salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari penderita Tipes. Bila anda sering menderita penyakit ini kemungkinan besar makanan atau minuman yang Anda konsumsi tercemar bakterinya. Hindari jajanan di pinggir jalan terlebih dahulu. Atau telur ayam yang dimasak setengah matang pada kulitnya tercemar tinja ayam yang mengandung bakteri Tipes. Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kini sudah ada Vaksin Tipes atau Tifoid yang disuntikkan atau secara minum obat dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun. Mintalah Dokter anda memberikan imunisasi tersebut. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan seperti gizi yg baik, tidur 7-8 jam/24 jam, olah raga secara teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit Tipes sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah kambuh kembali daripada orang yang sama sekali belum menderita Tipes. Hindarilah makanan yang tidak bersih. Cucilah tangan sebelum makan. Bagi penderita carrier (tidak menderita penyakit ini, namun dapat menyebarkan bakterinya) tetap mengkonsumsi obat.
Ø  Pengobatan Penyakit Thypus
Penyakit ini tidak terlalu parah, namun sangat dapat menganggu aktifitas kita. Yang sangat dibutuhkan adalah istirahat total selama beberapa minggu bahkan bulan. Bagi orang yang sangat aktif, hal ini sangat menderita. Anda terasa tidak bisa apa-apa ( setidaknya ini yang saya rasakan ketika menderita penyakit ini). Yang perlu diperhatikan pasca terkena Tipes adalah pola makan yang benar. Misalnya harus lunak, ya terapkan makan lunak sampai batas yang telah ditentukan dokter, kemudian makanan yang berminyak, pedas, asam, spicy hindari. Kurangi kegiatan yang terlalu menguras tenaga. Kemudian untuk menjaga stamina bisa diberikan Kapsul Tapak ( sesuai ketentuan dokter) Liman 3 x 2 Kaps/hr, Kaps Daun sendok 3 x 2 Kaps.hr, dan Patikan Kebo 3 x 1 Kaps/hr. (untuk membantu mempercepat penyembuhan luka diusus akibat Typus). Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah baring, diet rendah serat – tinggi kalori dan protein, obat-obatan berupa antibiotika (dijelaskan pada paragraf berikutnya), serta pengobatan terhadap komplikasi yang mungkin timbul. Obat untuk penyakit Types adalah antibiotika golongan Chloramphenikol, Thiamphenikol, Ciprofloxacin dll yg diberikan selama 7 – 10 hari. Lamanya pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yg dokter berikan. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah reda selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai habis ( 7 – 10 hari ). Bila tidak, maka bakteri Tipes yg ada di dalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh kembali.

2.      Hepatitis A
Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah. Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan jaundis (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali. Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.
3.      Penyakit Diare
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses memiliki kandungan air yang berlebihan.
Ø  Penyebab Diare
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
·         Infeksi oleh bakteri, virus (sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus) atau parasit.
·         Alergi terhadap makanan atau obat tertentu terutama antibiotik.
·         Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
·         Pemanis buatan.
·         Pada bayi saat dikenalkam MPASI seringkali memiliki efek samping diare karena perut kaget dengan makanan dan minuman yang baru dikenal lambungnya.
Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun bakteria, juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal. Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli), virus dan parasit (jamur, cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dalam membantu penyebaran kuman penyakit diare.
Istilah Diare dibagi menjadi berbagai macam bentuk diantaranya:
·         Diare akut : kurang dari 2 minggu
·         Diare Persisten : lebih dari 2 minggu
·         Disentri : diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
·         Kholera : diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri kejang pada bagian perut. Meskipun tidak membutuhkan perawatan khusus, penyakit diare perlu mendapatkan perhatian serius, karena dapat menyebabkandehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa kering, kulit menjadi keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan syok. Untuk mencegah dehidrasi dengan meminum larutan oralit. Karena itu, penderita diare harus banyak minum air dan diberi obat anti diare. Jika diare tidak segera diobati akan menimbulkan kematian karena  menurut data badan Kesehatan Dunia (WHO—World Healt Organitation ) Penyakit mencret atau diare adalah penyebab nomor satu kematian balita diseluruh dunia. Yang membunuh lebih dari 1,5 juta orang pertahun .
Ø  Gejala Diare
Beberapa gejala penyakit diare dapat langsung dikenali atau dirasakan oleh penderita. Di antara gejala tersebut adalah:
·         Buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan
·         Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari
·         Pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi
·         Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)
·         Diare yang disebabkan oleh virus dapat menimbulkan mual dan muntah-muntah
·         Badan lesu atau lemah
·         Panas
·         Tidak nafsu makan
·         Darah dan lendir dalam kotoran
Salah satu gejala lainnya dari penyakit diare adalah gastroenteritis. Gastroenteritis adalah peradangan pada saluran pencernaan yang diakibatkan oleh infeksi atau keracunan makanan.
Beberapa cara penggulangan diare antara lain :
·         Meminum oralit atau dapat membuatnya sendiri dengan melarutkan 1 sendok teh garam dan 8 sendok teh gula dalam 1 liter air matang.
·         Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan berakibat fatal
·         Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum terlalu cepat.
·         Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam membatasi penyebaran penyakit
·         Adapun diare yang disertai dengan keluarnya darah bersama tinja, dimungkinkan karena ada peradangan atau infeksi di sekitar usus (Ulceratif Colitis). Jika terbukti mengidap Ulceratif colitis, penderita harus menjalani diet ringan dan mendapat obat antiperadangan. Apabila keadaan penderita belum membaik dalam waktu 48 jam, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
Ø  Pencegahan Diare
            Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan untukmencuci tangan dengan sabun. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare.






BAB III
PENUTUP

       3.1       Kesimpulan
            Food infection ialah gejala penyakit yang timbul karena mikroorganisme masuk dan berkembang biak di dalam tubuh melalui bahan makanan. Banyak bakteri patogen penyebab infeksi makanan antara lain Brucella sp., E.coli, Salmonella sp., Streptococcus grup A, Vibrio chloreae, Shigella sp., dan virus hepatitis A. Beberapa makanan bisa dinyatakan aman untuk dikonsumsi jika makanan-makanan tersebut diproses dengan proses dekontaminasi yang terkontrol dengan baik. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi makanan antara lain penyakit typhus, hepatitis A dan diare.

       3.2       Saran
            Semoga dengan adanya makalah ini dapat dijadiakan media dan sarana dalam menunjang dan membantu proses belajar mahasiswa.



DAFTAR PUSTAKA
SK Menkes 965/MENKES/SK/XI/1992. Definisi Sanitasi.
A.L. Rante Tampang, Drs, FMIPA – UNCEN Pengaruh Penyakit Cacing pada Murid Kelas III SD Gembala Baik Abepura Terhadap Hasil Belajar
Middleton, Richard. Makalah hijau: Air bersih, Sumber daya yang rawan
            Budiyanto MAK, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
            Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkunagn. Malang: Universitas            Muhammadiyah Malang Press.
            Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
            Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka     Utama